MENGETAHUI BAKAT ANAK DARI AWAL
Aelita Andre : Pelukis di usia 2 tahun
Sejak usia dini sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang istimewa. Sebagai contoh ada anak yang baru berumur dua tahun tetapi lebih suka memilih alat-alat mainan untuk anak berumur 6-7 tahun; atau anak usia tiga tahun tetapi sudah mampu membaca buku-buku yang diperuntukkan bagi anak usia 7-8 tahun. Mereka akan sangat senang jika mendapat pelayanan seperti yang mereka harapkan.
Anak yang memiliki
bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak. Ia
dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga
tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca
seperti anak berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti anak usia
12 tahun, dan kalau berbicara seperti anak berusia lima tahun. Yang perlu
dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih cepat,
tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya.
Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalamai kesulitan, bahkan
sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak
berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam jumlah
yang besar sekaligus. Jika ia hanya mendapat sedikit informasi maka ia akan
cepat menjadi “kehausan” akan informasi.
![]() |
Gambar Ilustrasi |
Di kelas-kelas Taman
Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar anak-anak berbakat sering tidak menunjukkan
prestasi yang menonjol. Sebaliknya justru menunjukkan perilaku yang kurang
menyenangkan, misalnya: tulsiannya tidak teratur, mudah bosan dengan cara guru
mengajar, terlalu cepat menyelesaikan tugas tetapi kurang teliti, dan
sebagainya. Yang menjadi minat dan perhatiannya kadang-kadang justru hal-hal
yang tidak diajarkan di kelas. Tulisan anak berbakat sering kurang teratur
karena ada perbedaan perkembangan antara perkembangan kognitif (pemahaman,
pikiran) dan perkembangan motorik, dalam hal ini gerakan tangan dan jari untuk
menulis. Perkembangan pikirannya jauh ebih cepat daripada perkembangan
motoriknya. Demikian juga seringkali ada perbedaan antara perkembangan kognitif
dan perkembangan bahasanya, sehingga dia menjadi berbicara agak gagap karena
pikirannya lebih cepat daripada alat-alat bicara di mulutnya.
Pada zaman modern ini
orang tua semakin sadar bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok
yang tidak bisa ditawar-tawar. Oleh sebab itu tidak mengherankan pula bahwa
semakin banyak orang tua yang merasa perlu cepat-cepat memasukkan anaknya ke
sekolah sejak usia dini. Mereka sangat berharap agar anak-anak mereka cepat
menjadi pandai. Sementara itu banyak orang tua yang menjadi panik dan was-was
jika melihat adanya gejala-gejala atau perilaku-perilaku anaknya yang berbeda
dari anak seusianya. Misalnya saja ada anak berumur tiga tahun sudah dapat
membaca lancar seperti layaknya anak usia tujuh tahun; atau ada anak yang baru
berumur lima tahun tetapi cara berpikirnya seperti orang dewasa, dan lain-lain.
Dapat terjadi bahwa gejala-gejala dan “perilaku aneh” dari anak itu merupakan
tanda bahwa anak memiliki kemampuan istimewa. Maka dari itu kiranya perlu para
guru dan orang tua bisa mendeteksi sejak dini tanda-tanda adanya kemampuan
istimewa pada anak agar anak-anak yang memiliki bakat dan kemampuan isitimewa
seperti itu dapat diberi pelayanan pendidikan yang memadai.
ADA BEBERAPA HAL UNTUK MENGETAHUI BAKAT ANAK
1. Bakat Turunan
Apakah Anda sendiri atau pasangan Anda berbakat?Apakah ada satu atau
lebih kakak/adik/ipar Anda yang berbicara lebih dini dari usianya saat
di bawah tiga tahun? Bisa menunjukkan jalan pulang ke rumah dengan
mudah? Memiliki ingatan setajam gambar? Kalau ya, maka tendensi itu akan
menurun ke anak-anak Anda juga.
2. Sensitive
2. Sensitive
Kelewat sensitive mudah menangis, mudah terharu, gampang tersinggung,
mudah terbangun dari tidur akibat suara yang biasa saja adalah
cirri-ciri awal anak berbakat. Bahkan anak yang terkena iritasi akibat
label baju di tengkuknya atau sambungan tebal di kaos kakinya,
menunjukkan anak itu berbakat.
3. Test IQ di atas 125
Memiliki skor test IQ di atas 125 adalah salah satu bakat yang ada dalam diri anak Anda. Hanya saja membutuhkan tes terpisah untuk menemukan bakat sesungguhnya. Apalagi tes IQ tidak bisa dilakukan untuk anak dengan umur di bawah 9 tahun karena tidak akan akurat.
4. Kehidupan sehari-hari berbeda dengan anak-anak lain
3. Test IQ di atas 125
Memiliki skor test IQ di atas 125 adalah salah satu bakat yang ada dalam diri anak Anda. Hanya saja membutuhkan tes terpisah untuk menemukan bakat sesungguhnya. Apalagi tes IQ tidak bisa dilakukan untuk anak dengan umur di bawah 9 tahun karena tidak akan akurat.
4. Kehidupan sehari-hari berbeda dengan anak-anak lain
Dalam kehidupan sehari-hari, anak itu memiliki ciri-ciri memberi
perhatian, amat jeli, teliti dalam taraf yang kelewatan, menunjukkan
rasa ingin tahu yang besar, ingatan tajam, focus untuk waktu lama, mudah
belajar dengan sedikit pengulangan saja serta bisa memberikan alasan
kuat untuk segala tindakan dan ucapannya.
5. Penguasaan Bahasa
5. Penguasaan Bahasa
Dalam penguasaan bahasa, anak yang berbakat cenderung lebih maju
kosakatanya daripada anak sebayanya, memulai aktivitas membaca pada usia
dini, selalu bertanya, “Bagaimana kalau….”atau “Kenapa bukan…..”. Ia
juga memerlihatkan kemampuan untuk membaca cepat dan menjangkau topik
yang luas.
6. Peka secara Emosi
6. Peka secara Emosi
Secara emosi dan social, anak tertarik pada topik-topik yang tidak
lazim, seperti apa itu kematian, kemana orang sesudah mati, mengapa
orang mati membusuk dan lain sebagainya. Secara kepekaan, anak seperti
ini biasanya sangat sensitif dan secara fisik mudah diprovokasi untuk
melakukan kegiatan luar ruangan.
7. Memiliki Selera Humor Tinggi
7. Memiliki Selera Humor Tinggi
Anak seperti ini juga memiliki selera humor yang baik, bahkan sampai ke
level bisa mentertawakan diri sendiri, sama seperti orang dewasa. Ia
juga biasanya perfeksionis, maunya semua tersusun, terpola dan selesai
dengan sempurna. Anak semacam ini selalu penuh energi, tidak mudah lelah
dan gampang menyesuaikan diri serta dekat dengan orang-orang dewasa.
8. Cara Berpikir Abstrak
8. Cara Berpikir Abstrak
Dia bisa berpikir abstrak, misalnya relasi kekeluargaannya yang rumit
seperti sepupu atau ipar atau orangtua dari nenek. Pendeknya yang tidak
berkaitan langsung dengan dirinya, itu sudah abstrak. Ia juga bisa
memahami kerangka waktu di masa lampau dan masa depan, misalnya “Waktu
ayah masih kecil…”.
9. Pintar Menggambar
9. Pintar Menggambar
Dia mampu menggambar, atau membangun sesuatu
dengan kompleks dan pola yang tidak biasa, misalnya dengan medium balok,
crayon, cat air, gambar, pasir, tanah liat dan sebagainya.
10. Perbedaan Anak Berbakat dengan Anak Cerdas
10. Perbedaan Anak Berbakat dengan Anak Cerdas
Ada perbedaan yang jelas antara anak berbakat dan anak cerdas. Anak
berbakat cenderung pembosan, gemar main, tidak suka belajar karena sudah
tahu jawabannya dan bahkan kelewat kritis sehingga mempertanyakan
jawaban yang sudah ada. Anak cerdas suka belajar, mendengarkan dengan
baik, bisa menjawab pertanyaan dengan baik, memberi perhatian dan
menyukai berada di kisaran usia yang sama.
Anak berbakat cenderung memberontak, agak malas, maunya menang sendiri,
suka mempertanyakan kemapanan, tidak suka belajar, unggul dalam test
multiple choice karena ia cenderung menebak, tapi ia juga kritis
terhadap dirinya sendiri.
Perlu di ingat bahwa anak berbakat atau anak cerdas tak musti berhubungan erat dengan kesuksesan dalam hidup. Kalau salah didik, ya ia bisa menjadi kriminal yang cerdas dan berbakat.
Perlu di ingat bahwa anak berbakat atau anak cerdas tak musti berhubungan erat dengan kesuksesan dalam hidup. Kalau salah didik, ya ia bisa menjadi kriminal yang cerdas dan berbakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungannya....Di Tunggu Comment Yang Lain Ya..!!